Jepang mampu bangkit dari keterpurukan yang diciptakan oleh perang. Pertanyaan yang pertama kali terlonyar dari Kaisar Jepag ketika mendengar kehancuran dua kota itu, bukanlah tentang jumlah panglima perang atau amunisi yang tersisa, melainkan Berapa guru yang masih ada?. Jika dirunut ke belakang, sebetulnya kebangkitan Jepang memang dipengaruhi satu faktor, yaitu mereka menempatkan ilmu dan pendidikan dalam posisi penting sejak zaman Restorasi Meiji. Sistem pendidikan di Jepang dikembangkan setelah perang dunia II ketika reformasi pendidikan dilkukan mengikuti konstitusi baru yang ditetapkan oleh Amerika Serikat. Sebelumnya, sistem pendidikan di Jepang menerapkan apa yang disebut Education Order. Dalam sistem lama tersebut, kaisar menentukan langsung cara pengelolaan pendidikan dan isinya melalui administrasi pemerintahan yang sentralistis. Iklim belajar-mengajar ini berkaitan langsung dalam pembentukan nasionalisme yang kuat dan melibatkan Jepang dalam Perang Dunia.
Setelah perang tersebut reformasi pendidikan diterapkan dan bertujuan untuk membangun masyarakat yang demokratis, meniru sistem pendidikan Amerika Serikat. Konstitusi baru Jepang menetapkan prinsip-prinsip dan kebijakan-kebijakan dasar pendidikan untuk menjalankan reformasi ini. Bersama konstitusi ini, undang-undang pendidikan ditetapkan pada 1947. Pokok-pokok undang-undang tersebut mengandung delapan prinsip yaitu, prinsip legalisme, administrasi yang demokratis, netralitas, serta penyesuaian dan penetapan kondisi pendidikan. beriringan dengan pembenahan yang dilakukan dalam bidang pendidikan, Jepang juga kembali bangkit dan segera menyusun langkah dalam memperkuat basis ekonomi.
Selain bertumpu pada karakter banga Jepang yang ulet dan tekun bekerja, faktor sentral kebangkitan itu karena konsentrasi Jepang yang hampir 100% di bidang ekonomi. Sehingga ia dijuluki sebagai bangsa asongan. Untuk sementara, konflik politik perang dingin dan paryisipasi dalam perdamaian dunia tak pernah diikuti Jepang. Langkah ini menuntun menuntun pada bangkitnya Jepang. Kuncin utamanya ternyata adalah Jepang menerapkan prinsip kaizen yang kemudian menjadi acuan bagi pola manajemen modern, terutama dunia bisnis.
Setelah perang tersebut reformasi pendidikan diterapkan dan bertujuan untuk membangun masyarakat yang demokratis, meniru sistem pendidikan Amerika Serikat. Konstitusi baru Jepang menetapkan prinsip-prinsip dan kebijakan-kebijakan dasar pendidikan untuk menjalankan reformasi ini. Bersama konstitusi ini, undang-undang pendidikan ditetapkan pada 1947. Pokok-pokok undang-undang tersebut mengandung delapan prinsip yaitu, prinsip legalisme, administrasi yang demokratis, netralitas, serta penyesuaian dan penetapan kondisi pendidikan. beriringan dengan pembenahan yang dilakukan dalam bidang pendidikan, Jepang juga kembali bangkit dan segera menyusun langkah dalam memperkuat basis ekonomi.
Selain bertumpu pada karakter banga Jepang yang ulet dan tekun bekerja, faktor sentral kebangkitan itu karena konsentrasi Jepang yang hampir 100% di bidang ekonomi. Sehingga ia dijuluki sebagai bangsa asongan. Untuk sementara, konflik politik perang dingin dan paryisipasi dalam perdamaian dunia tak pernah diikuti Jepang. Langkah ini menuntun menuntun pada bangkitnya Jepang. Kuncin utamanya ternyata adalah Jepang menerapkan prinsip kaizen yang kemudian menjadi acuan bagi pola manajemen modern, terutama dunia bisnis.
No comments:
Post a Comment